Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Bayangan Kelabu

Aku masih berdiam, ya, berdiam disini Berdiam untuk merenung, berdiam untuk berdamai dengan diri sendiri Bayanganmu masih sangat membekas dihati, benar, dihatiku Tak terasa, bayanganmu kini mulai pudar, pudar seiring dengan berlarinya waktu Bayangan indah yang pernah ku peroleh, kini harus ku ikhlaskan Bayangan yang pernah membelaiku dengan lembut, kini harus pergi Kelabu, kelabu sekali bayangan itu Tak secerah bayanganmu dahulu, saat kau masih milikku Aku harus ikhlas, ikhlas 'tuk melepaskanmu Ikhlas 'tuk melupakan semua kenangan Diantara kita Ku harus tetap berjalan, walaupun sendiri Ku tau, kau 'kan selalu ada di sisiku, wahai bayangan kelabu Ku ingin, meneruskan hidupku tanpa bayang-bayang kelabumu lagi Ku ingin, mempunyai bayangan baru Bayangan yang cerah, 'tuk menyinari kehidupanku lagi Selama tinggal, wahai bayangan kelabu yang pernah ada Terimakasih, pernah menjadi bayangan cerahku

Aku, tanpamu (cerpen)

“Kalo kita sudah lulus kuliah, aku akan melamarmu, dan kita akan menikah setelah bekerja” Kata-katanya membuat lamunanku buyar seketika. “Apa? Apa kamu serius?” Tanyaku setengah sadar. Dengan sigap dia menjawab “tentu saja, sayang, aku sudah membayangkan kita akan berjalan di red carpet di acara pernikahan kita nanti, dan aku akan menggenggam tanganmu dengan erat saat itu” katanya penuh semangat. Aku berpikir sejenak, membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi. “Ah kamu ini, baiklah, aku tunggu janji kamu” kataku sambil tersipu. Lalu kami pun berpisah satu sama lain. Aku hanya bisa tersenyum di sepanjang perjalanan. Matthew, adalah orang yang sudah mengisi hatiku selama satu setengah tahun terakhir, sikapnya yang humoris telah berhasil meluruhkan hatiku. Dia memang bukan pria yang sempurna, tetapi dia selalu ada disaat aku membutuhkannya. Terkadang dia suka berkhayal tentang masa depan kami. Ya, masa depan kami, dan lucunya, aku bahkan tidak pernah sama sekali memikirkan tentang ...